Maafin Alita...
"aku nggak akan pernah tinggalin kamu...""aku janji...''
kata-kata itu masih teringat jelas..
kata-kata itu, yang membuatku percaya pada cinta kita.
kata-kata itu..
yang membuat aku, tak bisa melupakanmu..
aaaaa... apaan siy!
kumatlagi deh..
dia,, dia,, dia. selalu saja dia. Siapa dia? dia masih saja ku puja-puji seperti dulu. Aku seperti tak sadar atas perlakuannya padaku dua tahun lalu. Ya.. dia mencintai sahabatku. di belakangku. mereka berdua. Ah.. membuatku begitu sakit. Sampai sekarangpun masih terasa. sakit. sakit sekali.
pernahkah kau merasa... hatimu hampa..
pernahkah kau merasa.. hatimu kosong...handphone ku berbunyi.. pasti dari Adit.
Ya, benar saja. Adit memang sedang dekat denganku saai ini. aku juga tak tau, memang aku merasa nyaman dengannya. Bahlan, sore kemarin dia menyatakan perasaannya kepadaku. aku memang belum menjawab apa-apa. aku takut semua terjadi lagi. bisa dibilang aku masih trauma. aku takut dia mengecewakanku. Seperti apa yang dilakukan Alan terhadapku dua tahun lalu.
"Ta.. kamu janjikan mau jawab sekarang?? aku siap mendengarnya. apapun jawaban itu."
kata-katanya menbuatku berdegup. gugup sekali rasanya. bingung. Ah, tak ada salahnya mencoba.
"Dit,, aku akan mencoba menjadi yang terindah untukmu"
hening...
"Adit..??"
"Ta.. kamu tau? aku menangis..."
"Adit,, nggak usah gitu ah..."
"Alita, aku mencintaimu..."
Yah, sejak itu aku dan Adit menjadi sepasang kekasih yang diirikan semua orang. kami lucu, kompak. dan.. selalu kemana-kemana bersama.
"Dit, kita ke mall ya.. aku pengen beliin mama baju masak. abis kucel banget.."
"boleh.. ayo.. mumpung masih sore.."
aku sibuk memilih kesana-kemari. Dengan setianya Adit menungguku. Menemaniku.
"Sayang, aku mau ke kamar mandi dulu. kamu tunggu di tempatparkir aja."
"Oke,, aku ke sana dulu ya.."
dengan agak sedikit gugup, aku berlari.
Dan..ah!!
"Maaf aku nggak..."
"Alan...." kataku, terbengong.
"Alita.."
"Eh, sorry. Gue ngga sengaja. " (Gue? sejak kapan jadi gue-lo gni?)
"iya, nggak papa." jawabnya, datar.
"Gue duluan.." aku berkata lagi... Alan, ngapain dia ke sini?
semenjak pertemuanku dengan Alan di mall, semua kenangan tentang kita kembali berseliweran. tentang aku dan dia yang... yah! dulu.
Kita memang pernah bersatu, tapi.. semua hancur begitu saja.
Entahlah.. kenapa perasaanku menjadi seperti ini. Adit, ya.. padahal sudah ada Adit yang menemaniku.
"Adit.. maafin Alitha.."
aku dan Adit sejauh ini memang baik-baik saja. Tapi, aku tak tega jika harus terus membohonginya. adit orang yang baik. Dia sayang sekali denganku, dia ... orang yang paling bis a membuatku bangga, tertawa, dan...entahlah. Adit terlalu sempurna untukku.
"Dit.. aku pengen ngomong sama kamu.."
"Ngomong apa sih Alitaku...?"
"Maafin Alita ya Dit, Alita.... Alita masih nyimpen perasaan buat alan. Alan sampe sekarang masih di hati Alita. Alita masih..."
"Alita..." selanya.
"Adit, maafin Alita, hati Alita belum sepenuhya buat Adit. Alita masih..."
"Cukup! jadi gini... gini yang Alita kasih uat Adit. Adit sayang sama Alita. Adit cinta Alita. Itu belum cukup?" Adit mulai marah, wajar sekali dia marah.
"adit..." aku mencoba menenangkannya.
"Yaudah, sekarang Alita pikir baik-baik. cinta nggak bisa dibagi-bagi kayak gitu. Lusa kita ketemu lagi di sini.."
sore itu membuat ku jadi seperti orang linglung. Aku merasa bersalah sama Adit. Adit.. maafin aku. Tapi, aku juga nggak bisa bohong. Alan masih di sini. dihatiku.
pernahkah kau merasa... hatimu hampa..
pernahkah kau merasa.. hatimu kosong..."Halo? sapa nih?"
"ini ... Alan Ta!"
"Alan? ngapain telpon?"
"Nggak, cuma pengen dengerin suara Alita"
Ah,, alan. Kamu emang selau bisa bikin Alita nangis.
Cukup lama aku berbicara dengan Alan. Tentang hidupnya sekarang, tentang kita dulu.
"aku.. masih nyimpen rasa itu Ta..."
bagaimana ini,, Alan.. adit. mereka sama-sama penting. mereka...
sore ini, aku bertemu Adit. Dengan air mata aku melepasnya. Aku memutuskan untuk berpisah saja darinya, aku ta tega kalau harus melihatnya terus menerus terluka karnaku.
setelah bertemu Adit, aku memutuskan nutk ke Taman kota. Refreshing.
di bangku taman, aku menikmati sebungkus roti kering yang rasanya dari tadi tak habis-habis.
"Hey,, buknnya itu Alan...??sedang apa dia? dia sedang bersama... seorang gadis dan.. ah.. mereka terlalu dekat jika di bilang teman biasa."
aku telpon alan..
sial, di reject.
Ya Allah apa yangtelah ku lakukan?? aku telah melukai perasaanAdit hanya untuk Alan yang...
"Alita Bego!! Adit, maafin Alita....